23 Januari 2009

E.N.T.A.H.L.A.H

Entahlah.
Sebuah melodi yang terasa
Tercipta dari lorong-lorong ketidaksempurnaan.

Entahlah
Ungkapan perwakilan rasa yang tertunda.
Menjadi bagian dari kebingungan hati

Entahlah.
Ada banyak tanya.
Mungkin ya.
atau mungkin juga tidak.

Banyak persepsi tercipta.
Menjadikan kebohongan sebagai alternatif.
Mungkin salah.
Mungkin juga benar.

Entahlah.
Aku benar.
Kamu juga banar.
Kita berdua mungkin benar.
Atau tak ada yang benar.

Dentang bel telah berbunyi.
Rasa dihati mulai bergetar.
Inikah ??

9 komentar:

  1. "Entahlah"
    Mungkin itu sebuah pilihan untuk mengawali ketidaktahuan, keragu-raguan, dan ketidakpastian,
    tapi entahlah...
    yang pasti cuman mati,
    dan waktu yg berputar tanpa henti,
    yang tak meragukan tak mudahlah diketahui,
    yg kita ketahui cuman yg bisa kita kenali, amati, dan elaborasi,
    Selebihnya itu entahlah...
    hehehehe...

    melodi yg terasa dan lorong2 ketidaksempurnaan, maksudnya ?
    entahlah...
    mungkin karena bahasanya melangit,
    ato bisa saja pengetahuan kita yang masih membumi,
    jadinya kita tak mampu menyemai makna yg tersembunyi,
    ato memang sama sekali ia ada tanpa makna,
    ia hadir tanpa arti,
    tap entahlah...
    hehehehe.....

    Sebuah wakil dari rasa yg tertunda, maksudnya rasa tertunda ?
    adakah rasa seperti itu ?
    enaknya kalo ada rasa seperti itu,
    bisa ditunda kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja,
    Jika ada rasa seprti itu, saya mau pesan satu,
    Sebab rasa saya tak pernah tertunda,
    rasa saya selalu hadir tanpa diundang,
    dan mungkin juga akan pergi tanpa pamit,
    mungkin seiring rasa itu mengenal rasa,
    Tapi entahlah...
    Mungkin karena rasa tiap manusia tidaklah sama,
    Karena itu mungkin kita selalu berbeda akan rasa,
    tapi entahlah...
    Yang pasti banyak macam rasa untuk menikmati rasa,
    hehehehehe...

    Jika terlahir banyak persepsi,
    itu masalah biasa,
    karena ada reaksi dibalik aksi,
    Yg kurang tepat jika kebohongan dijadikan sebuah alternatif,
    Atas nama kebajikan, mungkin kita bisa menjual kepeercayaan terhadap sebuah kedustaan,
    dan itu mungkin bisa dibenarkan,
    ato memang itu benar,
    tapi entahlah....

    Yang pasti Tuhan selalu tahu setiap kata hati hambanya, hehehehe....

    BalasHapus
  2. entahlah.. yg nulis juga ga tahu apalagi gue..

    BalasHapus
  3. @MR.CREATOR

    Hiyaaahh..
    Panjang amat sih commentnya,tapi gak papalah,ini karna para blogger pasti care ma blog tifah *narsis* meski tifah cemburu bgt..

    Cemburu karna comment situ lebih panjang dari postingan tifahh,tifahh sendiri jadi mikir,yang napsu mosting sapa nih ?? Tifahh kah ??

    O iya Mister,kok tw sih ??
    Wah,jangan-jangan mister ini ada ilmunya,
    ilmu alam maksudnya.hoho.

    Hmm,gara2 ntu sampe kwandku bilang kalau yang comment itu tifahh sendiri.
    Ihh,cpe bgt deh,comment diri sendiri..

    Emang mana sih linknya mass ??
    Kok gak dimasukin ??

    Hmmm,entahlah..
    Kalimat potongan yang sangat sederhana.
    Mungkin akan menjadi jawaban ketika mister membaca jawaban commentku ini..

    BalasHapus
  4. @IDHAM

    yeee,pelit amat sih kasih commentnya.
    berbeda ama si Mr.Creator.
    Cuap panjang2 dikit napa ??
    yee..

    tapi gak papa dehh.
    hoho.

    Makasih yahh ??

    BalasHapus
  5. Blogger ?
    siapa yang blogger ?
    aku bukan seorang blogger,
    aku tak punya syarat untuk disebut sbgai blogger,
    aku malah sama sekali tak punya blog,
    tempat untuk membangun kata,menuangkan cerita,melahirkan sebuah makna,
    atau apapun itu bentuknya,
    Aku mungkin hanyalah seorang "pejalan",
    ya seorang pejalan, seorang "pengembara",
    yang mungkin kehilangan "jejak",
    ato mungkin karena ak tak lagi kenal "jarak",
    hingga harus terdampar di gubuk reot ini,
    Ya mungkin dengan panggilan "gubuk reot"
    Karena "istana" bagiku tidak hanya sebuah kemegahan,
    bukan hanya sebuah glamour,
    Tapi bagiku "istana" tak mesti nampak dari kasat mata,
    tapi "isatana" sebuah kerajaan dimana hati kita nyaman,
    tentram,
    tanpa kegelisahan...

    Kalo situ cemburu, cemburulah !
    asal jangan cemburu buta,hehehe
    Cemburu sinyal hadirnya "iri"
    Dengan "iri" mungkin kt akan m'jadi semakin baik,
    Kt bisa belajar apa yg harusnya kita "miliki",
    dan mungkin kt juga mengerti apa yg kita "tidak punyai",
    Apa yg kita "miliki" dan apa yg kita "tidak punyai" ?
    Semuanya itu diri kita yang tau,
    Mungkin hanya kesadaran yg akan menggerakkan kita,
    mengarahkan kita pada sebuah "cita cita",
    Karena setidaknya "cita citalah" yg menyemangati kita untuk selalu "hidup"
    Hidup dengan "cita cita"
    Dan kt bercita cita untuk selalu hidup selamanya,
    mungkin Hidup di dalam "kenangan" dan "hati" setiap orang,hehehe

    Apa yg "panjang" ?
    apa yang "pendek" ?
    Haruskah postingan itu panjang ?
    dan komentar itu lebih pendek ?
    Ato mungkin ini adalah sebuah aturan ?
    Jika ini aturan,
    Bagiku aturan tidak selamanya jadi bayang bayang,
    Memang aturan itu dibuat untuk "ditaati",
    jika kita ada pada ranah "hukum",
    Tapi dalam "seni"
    aturan dibuat "kadang" untuk dilanggar,
    Karena memang seni hadir "tanpa aturan",
    Seni lahir dari sebuah "seni",
    Dan seni tak akan pernah terikat oleh "apapun",
    mungkin jg termasuk "aturan"
    hehehehe....

    Mungkin aku mister,
    Seperti yang anda bilang,
    atau bisa saja bukan,
    Tapi setidaknya panggilan "mister" sudah terwakili dari nama yg mungkin tidak sama dengan panggila sebenarnya,
    Tapi tak apalah,
    Manusia itu memang kadang aneh,hehehe

    Jika orang memang tak memasang "Link"
    Jangan tanya kenapa dia tidak pasang,
    karena mungkin dia tidak punya Link,
    ato memang sama sekali tak "berniat" masang,
    Atau memang ada alasan lain,heheheh

    "Entahlah"
    Aku tidak pernah meminta sebuah "jawaban",
    Tapi jika aku pernah "bertanya",
    Anngap itu sebuah pertanyaan yg aku wakilkan untuk setiap yg b'tanya,
    Mungkin jadi "renungan",
    atau selamanya jadi "pertanyaan",
    Ya mungkin saja komment itu "jawaban" sederhana,
    mungkin sesederhana kommentnya,
    Tapi siapa yg tau kalo itu "jawabannya" ?
    Siapa tau masih ada t'selip "jawaban di dalam sebuah "jawaban"
    hehehehehe

    Maaf kalo commentnya agak panjang dari postingannya,
    Tapi apalah artinya panjang tanpa arti,
    Lebih baik pendek "berisi",
    dari pada panjang "kagak ngerti"
    Wakekekekeke....

    BalasHapus
  6. Blogger ?
    siapa yang blogger ?
    aku bukan seorang blogger,
    aku tak punya syarat untuk disebut sbgai blogger,
    aku malah sama sekali tak punya blog,
    tempat untuk membangun kata,menuangkan cerita,melahirkan sebuah makna,
    atau apapun itu bentuknya,
    Aku mungkin hanyalah seorang "pejalan",
    ya seorang pejalan, seorang "pengembara",
    yang mungkin kehilangan "jejak",
    ato mungkin karena ak tak lagi kenal "jarak",
    hingga harus terdampar di gubuk reot ini,
    Ya mungkin dengan panggilan "gubuk reot"
    Karena "istana" bagiku tidak hanya sebuah kemegahan,
    bukan hanya sebuah glamour,
    Tapi bagiku "istana" tak mesti nampak dari kasat mata,
    tapi "isatana" sebuah kerajaan dimana hati kita nyaman,
    tentram,
    tanpa kegelisahan...

    Kalo situ cemburu, cemburulah !
    asal jangan cemburu buta,hehehe
    Cemburu sinyal hadirnya "iri"
    Dengan "iri" mungkin kt akan m'jadi semakin baik,
    Kt bisa belajar apa yg harusnya kita "miliki",
    dan mungkin kt juga mengerti apa yg kita "tidak punyai",
    Apa yg kita "miliki" dan apa yg kita "tidak punyai" ?
    Semuanya itu diri kita yang tau,
    Mungkin hanya kesadaran yg akan menggerakkan kita,
    mengarahkan kita pada sebuah "cita cita",
    Karena setidaknya "cita citalah" yg menyemangati kita untuk selalu "hidup"
    Hidup dengan "cita cita"
    Dan kt bercita cita untuk selalu hidup selamanya,
    mungkin Hidup di dalam "kenangan" dan "hati" setiap orang,hehehe

    Apa yg "panjang" ?
    apa yang "pendek" ?
    Haruskah postingan itu panjang ?
    dan komentar itu lebih pendek ?
    Ato mungkin ini adalah sebuah aturan ?
    Jika ini aturan,
    Bagiku aturan tidak selamanya jadi bayang bayang,
    Memang aturan itu dibuat untuk "ditaati",
    jika kita ada pada ranah "hukum",
    Tapi dalam "seni"
    aturan dibuat "kadang" untuk dilanggar,
    Karena memang seni hadir "tanpa aturan",
    Seni lahir dari sebuah "seni",
    Dan seni tak akan pernah terikat oleh "apapun",
    mungkin jg termasuk "aturan"
    hehehehe....

    Mungkin aku mister,
    Seperti yang anda bilang,
    atau bisa saja bukan,
    Tapi setidaknya panggilan "mister" sudah terwakili dari nama yg mungkin tidak sama dengan panggila sebenarnya,
    Tapi tak apalah,
    Manusia itu memang kadang aneh,hehehe

    Jika orang memang tak memasang "Link"
    Jangan tanya kenapa dia tidak pasang,
    karena mungkin dia tidak punya Link,
    ato memang sama sekali tak "berniat" masang,
    Atau memang ada alasan lain,heheheh

    "Entahlah"
    Aku tidak pernah meminta sebuah "jawaban",
    Tapi jika aku pernah "bertanya",
    Anngap itu sebuah pertanyaan yg aku wakilkan untuk setiap yg b'tanya,
    Mungkin jadi "renungan",
    atau selamanya jadi "pertanyaan",
    Ya mungkin saja komment itu "jawaban" sederhana,
    mungkin sesederhana kommentnya,
    Tapi siapa yg tau kalo itu "jawabannya" ?
    Siapa tau masih ada t'selip "jawaban di dalam sebuah "jawaban"
    hehehehehe

    Maaf kalo commentnya agak panjang dari postingannya,
    Tapi apalah artinya panjang tanpa arti,
    Lebih baik pendek "berisi",
    dari pada panjang "kagak ngerti"
    Wakekekekeke....

    BalasHapus
  7. numpang liwat,, wussss!

    BalasHapus
  8. @ TAR,upsss rat maksudnya..

    lewat aja..
    jangan lupa bayar pajak yah pakk ?buuu ??
    ingat ingat.tingggkk !!

    BalasHapus
  9. @ Mr.Creator

    Td udah cuap2 panjang lebar tapi gak bisa ke post.
    Tess.tess..

    BalasHapus